Tuesday, February 23, 2010

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI PSIOKRATISME 2

A. Sejarah dan Pengertian Pemikiran Psiokratisme
      Plato menganggap manusia sebagai makhluk sosial, sebagai makhlkuk individu manusia bukan dan memang tidak bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Begitu tidak percayanya Plato pada orang-perorangan, sehingga ia juga menganjurkan agar hak pemilikan privat dihapus. Tujuannya adalah agar masyarakat terhindar dari kejahatan yang mungkin timbul dari pemilikan kekayaan pribadi. Sebagaimana dijelaskannya dalam Republik: “sehingga kita bisa mengandalkan ketiadaan pertikaian yang muncul akibat kepemilikan kekayaan”.
     Selain tidak percaya pada orang-perorangan, Plato juga tidak percaya pada demokrasi. Dengan demikian bagi Plato adalah absurd untuk memberikan hak suara pada tiap orang, sebab tidak semua orang tahu apa yang terbaik bagi masyarakat. Yang tahu yang terbaik bagi masyarakat adalah da bahkan tahu tentangt kebenaran hakiki adalah ahli-ahli filsafat. Ahli filsafat yang memiliki ilmu pengetahuan yang lebih luas, juga dianggap lebih tahu apa yang terbaik bagi perorangan, mayarakat, dan Negara. Karena tidak ada individu yang sempurna, merka perlu dididik. Dari orang-orang terdidik inilah akan lahir elit pemimpin yang akan mengatur Negara.
   Jauh sebelum Adam Smith mengembangkan teori pembagian kerja (division of labor), Plato telah terlebih dahulu menganjurkan perlunya pembagian tugas atau divisi dalam masyarakat, yaotu:
1. Kelompok pengatur (ruluers) yang sekaligus juga seorang filsuf.
2. Kelompok pelaksana (auxliarities), terdiri dari tentara, plisi, dan pamong.
3. Kelas pekerja (workers).
Dari ketiga kelompok di atas, yang menentukan apa yang harus dilakukan oleh tiap anggota masyarakat adalah kelompok pertama, yaitu raja sekaligus ahli filsafat.
     Pandangan Plato tentang masyarakat di atas didasarkan kepada kepercayaan bahwa ahli filsafat tahu kebenaran absolut tentang bagaimana mengatur masyarakat, dengan demikian dijastifikasi layak memiliki kekayaan absolut. Bentuk masyarakat seperti inilah yang disebutnya sebagai masyarakat atau “Negara ideal”. Lebih jelas, menurut Plato masyarakat yang dididik, dipimpin oleh ahli filsafat, ia menjamin negara akan jaya dan masyarakat sejahtera.
     Walau sudah ada pembahasan tentang Ekonomi Politik sejak masa Yunani Kuno, arus pemikiran Ekonomi Politik berkembang lebih maju pada abad ke-14, saat terjadinya Revolusi Prancis yang memungkinkan terjadinya transisikekuasaan dari raja dan gereja kepada para merchant atau kaum saudagar, Era dimana kaum saudagar berkuasa inilah yang disebut merkantilisme.
     Kaum Merkantilis, sesuai dengan namanya, sangat mengagung-agungkan perdagangan dan perniagaan untk mencapai tingkat kemakmuran. Menurut mereka, kemakmuran Negara itu bisa diperoleh dari surplus ekspor atas impor. Semakin besar surplus ekspor atas impor (yang dibayar dalam bentuk batangan emas), semkin tinggi kemakmuran negara tersebut. Pandangan ini dikemukakan oleh Jean Baptist Colbert. Menteri keuangan dan perekonomian Perancis pada era kekuasaan Raja Louis XIV.
      Dalam kajian Ekonomi Politik, merkantilis adalah aliran pertama yag menghendaki campur tangan Negara dalam perekonomian. Campur tangan pemerintah dalam perekonomia dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya dengan memberikan fasilitas bagi industry yang masih bayi, memonopoli perdagangan, atau mengenakan pajak impor. Tujuan campur tangan Negara adalah tidak lain untuk memperbesar surplus. Jika surplus yang dibayarkan dalam bentuk batangan emas lebih banyak diperoleh, otomatis Negara semakin kaya.
    Dilihat dari aspek Eonomi Politik, merkantilisme adalah adalah contoh pertama dari model primary of politics, dimana ekonomi berfungsi melayani politik atau sebagai refleksi dari hubungan kekuasaan. Kaum merkantilis percaya bahwa konflik adalah sesuatu yang intrinsic. Dalam kehidupan ekonomi, bukan sesuatu yang harmoni. Konflik lebih mengemuka dalam ekonomi internasional. Karena adanya konflk tersebut, tugas utama pemerintah adalah untk menjamin keamanan Negara yang jika perlu, dilakukan dengan mengorbankan kekayaan dan keamanan Negara-negara tetangga. Untuk itu semua konsiderans dan kepentingan harus disuboedinasikan pada prioritas mengonsolidasikan kekuasaan Negara yang merupakan kondisi utama bagi uapaya mengejar kesejahteraan (Staniland, 1985).
    Perlunya campur tangan pemerintah pada masa merkantilis adalah untuk mengkumulasikan surplus, agar negara semakin jaya. Sayangnya, praktik campur tangan negara tersebut lebih banyak dinikmati oleh pengusaha yangt berkolaborasi dengan penguasa. Sedangkan kesejahteraan rakyat jelata, terutama kaum petani yang bekerja lebih keras, tidak diperhatikan. Itulah ironinya: kebijakan seolah-olah demi negara dan rakyat, namun kenyataannya lebih dinikmati segelintir penguasa licik yang berkolaborasi dengan penguasa korup.
     Sebagai reaksi atas keistemewaan yang dinikmati kaum saudagar tersebut, muncul aliran pemikiran baru yang kemudian dikenal dengan fisiokratisme. Aliran fisiokratisme dikembangkan oleh Francis Quesnay (1694-1774). Berbeda dengan kaum merkantilis yang sangat mengagung-agungkan aktivitas perdagangan luar negeri, kaum fisiokrat justru menyebut kegiatan perdagangan bersifat steril, sedang aktivitas yang betul-betul produktif menurut mereka adalah kegiatan ayang banyak memanfaatkan kekayaan alam seperti pertanian dan pertambangan.
Kaum fisiokratis membagi masyarakat dalam empat golongan :
1. Kelas masyarakat produktif.
2. Kelas tuan tanah.
3.Kelas yang tidak produktif atau steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin.
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya.
Kelas produktif (la classe productive) terdiri dari petani, peladang, dan mereka yang banyak bergerak pada bidang [pertambangan. Bagi kaum fisiokrat mereka inilah yang sesungguhnya pahlawan kemakmuran, bukan kaum saudagar yang justru dekategorikan ke dalam kelas steril yang tidak produktif.
     Walau para petani sangat berjasa, pada era merkantilisme justru mereka digencet. Mereka diharuskan membayar pajak yang tinggi dan dikenai pungutan-pungutan liar. Quesnay melihat hal ini sebagai bahaya laten. Kaum opetani yang tidak puas pasti akan melawan kaum saudagar yang lebih banyaki diuntungkan. Apa yang diprediksikan Quesnay ternyata menjadi kenyataan dengan meletusnya revolusi Perancis pada akhir abad 18. Untuk memperbaiki keadaan, kaum fisiokrat meminta agar aktivitas ekonomi tidak perlu diatur oleh pemerintah. Mereka juga meminta agar monopoli dan kemudahan-kemudahan pada sekelompok orang dihapuskan. Dan sekat-sekat perdagangan dibuka. Pandangan inilah yang kemudian diadopsi oleh Adam Smith, yang dikenal sebagai penggagas perdagangan bebas berdasarkan prinsip “laissez faire, laissez passer”.
Kaum merkantilis menganggap sumber kekayaan suatu Negara adalah perdagangan luar negeri, sedangkan kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan yang senyata nyatanya adalah sumber daya alam. Ini yang menyebabkan aliran ini dinamai aliran physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physis = (alam) dan cratain atau cratos (kekuasaan), yang berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the rule of nature). Kaum fisiokrat percaya bahwa alam diciptakan oleh tuhan penuh keselarasan dan keharmonisan. Hokum alam yang penuh dengan keselarasan dan keharmonisan ini berlaku pada kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apapun.
    Kaum fisiokrat percaya bahwa system perekonomian juga mirip dengan alam yang penuh harmoni. Dengan demikian, setiap tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya masing masing juga akan selaras dengan kemakmuran masyarakat banyak. Beri manusia kebebasan, dan biarkan mereka melakukan yang terbaik bagi dirinya masing masing. Pemerintah tidak perlu campur tangan dan alam akan mengatur semua pihak akan senang dan bahagia. Inilah yang menjadi cikal bakal doktrin laissez faire-laissez passer yang kira kira berarti : biarkan semua terjadi, biarkan semua berlalu, perekonoian bebas yang lebih dikembangkan oleh adam smith kemudian. Tanpa adanya intervensi atau campur tangan dari pemerintah, maka semua tindakan manusia akan berjalan secara harmonis, otomatis dan bersifat self regulating.
B. Tokoh-tokoh Pemikiran Ekonomi Psiokratisme
a. Francis Quesnay (1694-1774)
    Tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quenay (1694-1774). Sebenarnya profesi awal Quenay ini adalah sebagai dokter dan sangat ahli dalam ilmu bedah. Dikemudian hari ia di angkat seagai anggota “academie des sciences”, sebuah lembaga ilmiah yang memiliki wibawa sangat tinggi pada masa itu di Prancis. Sejak itu ia mulai mencurahkan perhatiannya pada masalah masalah ekonomi.
    Pada tahun 1758, Quesnay menulis buku Tableau Economique dengan latar belakang seorang dokter, tidak heran kalau dalam buku tersebut Quesnay menggambarkan system perekonomian suatu Negara seperti laiknya kehidupan biologis tubuh manusia. Antara satu bagian dalam tubuh dengan bagian yang lain membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Begitu juga proses dan gejala kehidupan ekonomi jika dilihat dalam hubungan antara bagian yang satu dengan dengan yang lain membentuk suatu keseluruhan dengan hokum hukum tersendiri. Quesnay membagi masyarakat dalam empat golongan : 1. Kelas masyarakat produktif. 2. Kelas tuan tanah. 3. Kelas yang tidak produktif atau steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin. 4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya.
    Bagi Quesnay, hukum ekonomi yang berkesesuaian dengan hukum ala mini menjadikan alam, dalam hal ini tanah, sebagai satu satunya sumber kemakmuran rakyat. Temasuk pula didalamnyakegiatan pertanian, peternakan dan pertambangan. Keas tuan tanah dianggapnya sebagai pengisap belaka sebab memperoleh hasil tidak melalui kerja. Kegiatan industry hanya mengubah bentuk atau sifat barang. Kegiatan perdagangan pun dianggap tidak produktif. Hal ini karena ia melihat para pedagang hanya memindahkan barang dari satu tempat ketempat lain. Karena kaum petani yang paling produktif dari ke empat golongan tersebut, Quesnay menganjurkan agar kebijaksanan kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah harus ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf kehidupan para petani. Bukan sebalinya, member hak hak khusus pada pemilik tanah dan para saudagar seperti yang selama ini dinikmati dibawah pemerintahan yang mengagungkan merkantilisme.
    Dengan dasar pandangan diatas, kaum merkantilis yang menganggap bahwa sumber utama kemakmuran Negara adalah dari surplus yang diperoleh dari perdagangan luar negeri, dianggap sebagai pandangan yang keliru oleh kaum fisiokrat. Kau fisiokrat juga mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan berbagai regulasi perdagangan ketika yang seharusnya dibebaskan dari control. Kaum merkantilis dituduh telah membuat barang barang menjadi lebih mahal dengan menetapkan pajak yang tinggi.
    Dibandingkan dengan dengan pemikiran pemikiran ekonomi yang sudah disebutkan terdahulu, pemikiran Quesnay lebih maju. Pola dan garis pemikiran yang dikemukakan oleh ia sudah tersusun dalam suatu kerangka dasar analisis tertentu mengenai gejala gejala, peristiwa peristiwa dan masalah msalah ekonomi yang dihadapioleh masyarakat.
b. Jackues Turgot
   J. Turgot ialah seorang ahli filsafat dan ekonomi yang menjabat Menteri Keuangan Prancis dalam pemerintahan Raja Louis XVI. Pemikirannya tentang ekonomi sejalan dengan F. Quesnay, bahwa sumber kemakmuran berasal dari alam terutama usaha bidang pertanian. Oleh karena itu, J. Turgot memberikan dorongan agar usaha pertanian dapat ditingkatkan. Sumbangan pemikiran yang sangat berharga untuk pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi tersebut antara lain :
a. Teori pembentukan modal
Pada dasarnya teori turdot bertolak pada urusan pertanian. Nilai tambah yang pada hakikatnya merupakan awal pembentukan modal masyarakat. Nilai tambah tersebut berasal dari laba pengusaha dan sewa tanah
b. Teori hukum hasil lebih yang makin berkurang.
Tambahan modal untuk meningkatkan usaha pertanian ada bataasnya. Menurut pengamatan turgot, jika sebidang tanah terus menerus ditambahkan modal, mulai titik tertentu akan memperoleh hasil yang lebih yang makin berkurang. Gejala tersebut kemudian dirumuskan menjadi the law of demishing returns (hukum hasil lebih yang semakin berkurang)
C. Dampak Pemikiran Ekonomi Psiokratisme
    Hubungan tertutup Fisiokrat dengan pengadilan Prancis dan dukungan mental dari monarki absolut berhasil untuk membuat sesuatu impresi yang sangat besar ke luar negri, khususnya pada ‘kebenaran raja yang lalim’ pada saat itu. Saat itu dunia melihat peradaban Prancis dan semua tentang Prancis sebagai model yang paling jelek dari kekaguman dan emulasi. Ada pertimbangan bunga dalam doktrin physiokrat pada negara asing, tapi mengumumkan individualisme dari pemikiran mereka yang tidak semuanya cocok yang kemudian mengalami wilayah ‘underdevelopment’ dari pusat dan Eropa bagian timur.
   Pernyataan tambahan mereka mengenai laissez faire, Fisiokrat berani pada kepercayaan mereka akan kebaikan monarki absolut sebagai bentuk pemerintahan yang terbaik. Mereka juga ingat dengan baik tentang penekanan pada pertanian yang akhirnya menyebabkan munculnya revolusi industri. Oposisi mereka pada ekspor manufaktur melawan trend perekonomian Perancis yang telah memproduksi ekspor dalam kelebihan pertanian sejak pertengahan abad 18.
   Teknik ekonomi fisiokrat berbeda dari kebijakan dan filosofi mereka, didesak pengaruh gagasan ekonomi di masa depan. Pemikiran Adam Smith telah dipengaruhi oleh ini, khususnya kontribusi Turgot, walaupun dia tidak mengembangkan usaha selanjutnya pada suatu bentuk teori subjektif nilai. Marx yang memberikan banyak perhatian pada tableau menemukan dalam hal ini dan pada penekanan fisiokrat pada surplus produksi oleh pada suatu kelas penting menginspirasikan pada sistem miliknya dari pemikiran yang pusatnya adalah suatu surplus.



0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes